Setiap perempuan, sejatinya perlu mendengar kepastian akan perasaanmu. Bagi mereka, pengorbanan sehebat apa pun tak akan cukup. Sebab mereka ingin sekali mendengar langsung bahwa kau benar-benar mencintainya.
Bagi kau yang mengaku cinta, maka ucapkan kata itu seperti konsep iman. Terpatri dalam hati, terlontar dalam lisan, dan terlaku dalam 'amal.
Ya, hatimu boleh tulus menyayanginya, amal-mu boleh tangguh dalam membahagiakan-nya. Kau seberangi lautan, jelajahi gunung, atau selami samudera demi dirinya. Gagah sekali. Tapi semua itu akan sia-sia. Tanpa makna. Laksana mentari tanpa cahaya, atau malam tanpa rembulan.
Mengapa? Sebab tak ada kepastian dari mulutmu. Dan maaf, kepastian di sini bukan ucapan 'Aku padamu'. Bukan. Namun lisan yang mengucap janji setia dengan kalimat 'Qabiltu'. Saya terima nikahnya. Itu...
Duhai para lelaki, hormatilah perempuan-mu dengan kepastian. Bukan seikat bunga apalagi sebatang coklat. Cinta itu suci, maka jangan kaukotori dengan lumpur ketidaksabaran-mu. Jika bekal sudah siap, nikahi. Jika belum siap, jauhi. Lantas titipkan dia kepada Allah. Sungguh, jika kau belum mampu memiliki, maka belajarlah menghormati.
Copy & paste -ZR + bicara hati lukisan jiwa
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
ponsikou